Gubernur Dedi Mulyadi Kunjungi Depok, Dinas PUPR Sibuk Beracting Bersihkan Kali Depan Balai Kota
Depok, Newsgbn.com— Fenomena anomali terjadi di pusat pemerintahan Kota Depok. Selasa (21/10/2025) menjelang sore, saat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, datang menghadiri penandatanganan Deklarasi dan MoU pengelolaan tambang, tiba-tiba petugas Dinas PUPR dan DLHK Kota Depok mendadak dikerahkan dan sibuk membersihkan Kali Cabang Tengah yang berada tepat di depan Balai Kota Depok.
Biasanya, kali itu dipenuhi tumpukan sampah yang dibiarkan menumpuk berminggu-minggu. Namun kali ini, pemandangan berubah drastis, petugas berseragam oranye dan petugaa PUPR berseragam biru tampak bersiaga dan turun ke kali. Warga sekitar menyebut, pemandangan itu anomali, pemandangan itu terjadi kalau ada pejabat pusat atau provinsi datang.
“Ada acara apa di Balai Kota Depok? Kok petugas rame turun ke kali bersihin sampah sampai sore hari, gak seperti biasanya,” ujar seorang warga yang tinggal tak jauh dari kompleks perkantoran Pemkot, terheran-heran melihat perubahan mendadak itu.
Warga lainnya yang sering mengunjungi gedung Dibaleka menimpali dengan nada satir. Warga heran, petugas baru rajin kerja kalau pejabat datang.

“Maunya Gubernur Dedi Mulyadi tiap hari datang ke Depok, biar kali di depan Balai Kota dan kali lainnya bersih tiap hari, bukan cuma kalau ada kunjungan pejabat aja,” ujarnya sambil geleng-geleng kepala.
Fenomena ini menjadi sindiran keras terhadap kultur birokrasi Kota Depok yang kerap bereaksi hanya ketika sorotan publik datang.
Kinerja dinas di Pemerintahan Kota Depok dinilai masih jauh dari nilai profesionalisme dan rasa tanggung jawab terhadap pelayanan publik. Budaya “menunggu diperintah” tampak mengakar kuat.
Ironisnya, kejadian seperti ini bukan kali pertama. Pada Maret 2025 lalu, Gubernur Dedi Mulyadi juga sempat melakukan inspeksi mendadak dan menemukan tumpukan sampah menggunung di Kali Cabang Tengah, persis di depan Balai Kota Depok. Kala itu, Dedi geram dan menegur keras jajaran Pemkot Depok, terutama Kepala Dinas PUPR, Citra Indah Yulianty.
“Ini pusat pemerintahan, tapi sampah berserakan seperti tidak ada tanggung jawab. Kalau di depan Balai Kota saja seperti ini, bagaimana kondisi di wilayah lainnya?” ujar Dedi kala itu.
Kepala Dinas PUPR Kota Depok, Citra Indah Yulianty, saat itu sempat mencoba ngeles bahwa sampah yang ditemukan adalah sampah baru.
Namun Dedi Mulyadi langsung membantah keras dan menegaskan bahwa tumpukan tersebut sudah mengendap selama lebih dari seminggu.
“Gak, itu sampah lama. Itu bukan sampah hari ini, sudah berminggu-minggu,” tegas Dedi dengan nada tinggi.
Wali Kota Depok, Supian Suri, yang turut hadir, akhirnya tak mampu menolong bawahannya dari kritik tajam Gubernur.
Fakta ini memperlihatkan bahwa penanganan sampah di Depok masih bersifat insidental, bukan sistemik. Pemerintah kota tampak belum memiliki sistem pengelolaan lingkungan yang efektif dan berkelanjutan, padahal persoalan sampah adalah wajah dari tata kelola perkotaan itu sendiri.
Kritik terhadap Dinas PUPR dan DLHK Depok juga semakin meluas. Banyak kalangan menilai bahwa mental Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot sudah terlalu birokratis, lamban, dan minim inisiatif. Beberapa pemerhati bahkan menyebutnya sebagai “mental menunggu teguran.”
Seorang akademisi dari Universitas Katolik Santo Thomas menilai, lemahnya etika kerja ASN dan sistem pengawasan internal menjadi sumber utama stagnasi birokrasi Depok.
“Ketika kinerja hanya bergerak karena tekanan atasan atau kunjungan pejabat, berarti sistem kontrol tidak berjalan dan budaya malu sudah mati,” tuturnya.
Padahal, Pemkot Depok memiliki APBD yang terus meningkat setiap tahun, dengan alokasi besar untuk kebersihan dan infrastruktur. Namun hasil di lapangan tak sebanding dengan anggaran. Jalan rusak, drainase mampet, dan sungai kotor masih menjadi keluhan klasik warga Depok.
Kunjungan Gubernur Dedi Mulyadi kali ini seolah membuka kembali luka lama, bahwa wajah Balai Kota Depok bukanlah simbol pelayanan, melainkan cermin dari tumpukan masalah yang selama ini disapu di bawah karpet. (Red/Tim)

