Istana Dituding Represif Arogan dan Mendikte Pers Usai Cabut Kartu Identitas Liputan CNN Indonesia

 

Jakarta, – news GBN com — Istana kepresidenan menuai kritik keras setelah mencabut lalu mengembalikan kartu identitas liputan istana milik seorang jurnalis CNN Indonesia. Tindakan yang dianggap represif ini dinilai mencederai kemerdekaan pers, upaya mendikte pers dan jurnalis, sekaligus membuka luka lama soal praktik otoriter ala Orde Baru.

Aktivis Hotman Samosir menilai pencabutan kartu identitas liputan hanya karena wartawan bertanya soal sengkarut keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada Presiden Prabowo adalah bentuk arogansi kekuasaan dan penolakan terhadap kebebasan pers.

“Kebebasan pers itu pilar demokrasi. Kalau istana seenaknya membatasi akses wartawan, sama saja merusak demokrasi. Tindakan serampangan pencabutan kartu identitas liputan termasuk upaya mendikte pers, ” tegasnya.

Aktivis Hotman Samosir menekankan, jurnalis yang kritis justru harus diapresiasi tinggi karena mereka memiliki sense of crisis untuk menyuarakan isu-isu aktual, genting, dan kepentingan rakyat.

“Pemerintah jangan “memukul” wartawan yang kritis dan independen, dan hanya merangkul mereka yang dianggap bisa didikte dan dikendalikan semaunya. Jangan sampai Indonesia kembali ke praktik Orde Baru,” ujarnya.

Ia juga menuntut agar pihak-pihak yang mencabut kartu liputan istana tersebut tidak lolos dari tanggung jawab dan sekadar minta maaf.

“Mengembalikan kartu dan minta maaf setelah dihujani kritik tidak cukup. Harus ada sanksi tegas, supaya komitmen presiden Prabowo terhadap kebebasan pers tidak hanya omon-omon,” kata aktivis Hotman.

Menurutnya, tindakan istana mencerminkan sikap alergi terhadap media independen dan kritis. Padahal, fungsi pers adalah mengawasi jalannya pemerintahan dan pabrikasi informasi bagi masyarakat hingga pemerintah.

“Jika fungsi itu dilemahkan, maka rakyat kehilangan alat kontrol terhadap kekuasaan. Tindakan itu telah meninggalkan catatan buruk,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, peristiwa ini terjadi pada Sabtu (27/9), ketika kartu identitas liputan istana milik seorang jurnalis CNN Indonesia, inisial DV, dicabut usai menanyakan polemik keracunan pada program MBG.

Alasan pencabutan kartu liputan disebut akibat pertanyaan di luar konteks acara yang diajukan wartawan CNN Indonesia dalam sesi wawancara cegat kepada Presiden Prabowo Subianto yang baru saja pulang dari lawatan kenegaraan, di Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Tindakan serampangan Biro Pers, Media, dan Informasi (BPMI) Sekretariat Presiden itu langsung memicu gelombang protes keras dari publik, organisasi pers, hingga sorotan media nasional dan internasional.

Akhirnya, pada Senin (29/9), kartu liputan tersebut dikembalikan. Meski istana menyampaikan permintaan maaf, banyak pihak menilai tindakan itu telah meninggalkan catatan buruk. Kasus ini menjadi pengingat bahwa kebebasan pers tidak boleh diperlakukan seperti barang mainan yang bisa dicabut atau dikembalikan sesuka hati. (AlbertHS/SS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *